Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pencegahan
stunting (Sumber : dokumen pribadi)
Kabun, Rohul- Desa Giti, 25 Juli 2023- Dalam
upaya mencegah dan mengatasi masalah stunting di kalangan anak-anak, Desa Giti
mengadakan rembuk stunting yang melibatkan mahasiswa kkn, masyarakat setempat,
pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan pihak terkait lainnya. Rembuk stunting
tersebut diadakan sebagai bagian dari upaya serius dalam mengatasi persoalan
pertumbuhan terhambat pada anak-anak di wilayah tersebut.
Rembuk stunting yang dilaksanakan di Kantor
Desa Giti Ruangan BPD pada hari Selasa (25 juli 2023), dihadiri Bapak Kepala
Desa beserta perangkatnya, Bapak Camat, Bapak BPD, Bidan Desa, Pendamping Desa,
Bhabinkamtibmas, Babinsa, RT/RW (Tamu Undangan), dan Mahasiswa KKN Universitas
Riau, Mahasiswa KKN UIN Suska Riau,. Tujuan utama dari rembuk ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang dan
perawatan kesehatan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal
anak-anak.
Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa tingkat stunting di
Indonesia masih sangat tinggi. Pernyataan ini mengacu dengan data Survei Status
Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang menunjukkan bahwa tingkat stunting berada
pada angka 24,4 persen. Pemerintah Kota Metro melalui Tim Percepatan Penurunan
Stunting (TPPS) menargetkan pada tahun 2024 penurunan angka stunting di Kota
Metro hingga 14%. Kota Metro masuk dalam daftar 10 besar kota atau kabupaten yang
memiliki tingkat prevelensi balita stunting dengan angka 19,7% yang masih jauh
dari harapan pemerintah kota.
Acara rembuk stunting ini dimulai dengan sambutan dari kepala desa, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan dalam mengatasi stunting. Ia juga mengungkapkan komitmen desa untuk memprioritaskan kesehatan anak-anak dan melibatkan semua pihak dalam upaya pencegahan stunting.
Selanjutnya, para tenaga kesehatan memberikan
presentasi mengenai pentingnya gizi seimbang, pemberian makanan bergizi, dan
perawatan kesehatan yang baik untuk anak-anak. Mereka juga memberikan informasi
tentang cara mendeteksi dini stunting dan langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengatasinya.
Selama sesi diskusi, peserta rembuk stunting
aktif berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka tentang praktik gizi yang sehat
dan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak-anak. Masyarakat juga membahas
kendala-kendala yang mereka hadapi dalam memberikan perawatan dan makanan yang
tepat bagi anak-anak mereka dan masyarakat juga memberikan beberapa usulan
kepada kepala desa salah satunya yaitu mengenai pembangunan posyandu, susu ibu
hamil, senam ibu hamil dan lainnya. Usulan yang diberikan dari masyarakat ini
diterima baik oleh kepala desa dengan dimusyawarahkan kembali usulan tersebut.
Diakhir acara, dijelaskan kembali beberapa
langkah konkrit yang akan diambil oleh pemerintah desa dan masyarakat dalam
mengatasi stunting. Beberapa langkah tersebut antara lain peningkatan
penyuluhan gizi, peningkatan akses ke pelayanan kesehatan, pemberdayaan ibu-ibu
dalam mengelola pangan rumah tangga, dan penguatan program pemberian makanan
tambahan bagi anak-anak.
Rembuk stunting di Desa Giti ini menjadi
langkah awal yang positif dalam mengatasi masalah stunting. Diharapkan dengan
adanya kolaborasi dan kesadaran yang meningkat, masalah stunting di desa ini
dapat teratasi dan generasi penerus desa akan tumbuh dengan sehat dan optimal.